Kepala Ombudsman RI Perwakilan NTT : Pasien RSUD Ba,a. Jangan biarkan membeli obat dengan biaya sendiri

RSUD Ba,a Rote Ndao

PENA-EMAS.COM – Permintaan tegas kepada Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ba,a milik Pemerintah Daerah Kabupaten Rote Ndao untuk tidak membiarkan pasien membeli obat dengan biayanya sendiri.

Penegasan ini disampaikan olh Kepala Ombudsman RI Perwakilan Nusa Tenggara Timur Darius Beda Daton,SH. saat mengunjungi RSUD Ba,a. akhir September 2023. belum lama ini. Kunjungan Darius Beda Daton,SH dan tim Ombudsman NTT diterima Direktur RSUD, dr. Widyanto P. Adhy dan wakil direktur.

Bacaan Lainnya

Kepada PENA-EMAS.COM Darius Beda Daton,SH.Mengatakan, Dalam pertemuan tersebut, Ia menyampaikan keluhan pasien dan meminta perhatian Rumah Sakit untuk memenuhi harapan pasien. Jangan biarkan pasien membeli obat dengan biaya sendiri.

Menurutnya. Jika ada kendala tertentu dalam pengadaan obat, pihak Rumah Sakit ajukan kerja sama dengan apotik lain di luar Rumah Sakit (RS) agar melayani obat secara gratis. Atau membuat tata cara pengembalian uang pasien melalui peraturan bupati sebagaimana yang telah dibuat RSUD Lewoleba dan RSUD Ngada. Jelasnya.

RSUD Ba,a Rote Ndao

Selanjutnya ungkap Kepala Ombudsman Darius Beda Daton, Dalam kunjungannya yang kedua ke rumah sakit tipe C non BLUD milik Pemda Rote Ndao, Direktur RSUD menyampaikan berbagai kendala internal dan eksternal yang tidak mudah dan butuh dukungan Pemda Rote Ndao sebagai pemilik Rumah Sakit.

Kendala tersebut. Adalah soal tersedianya anggaran obat sesuai rencana kebutuhan obat RS setiap tahun. Kemudian tersedianya anggaran untuk peningkatan daya listrik RS dan pengadaan genset baru. Daya listrik RS saat ini masih belum cukup untuk kebutuhan RS dan pengembangannya.

Hal ini belum dipenuhi Pemda selaku pemilik RS. Berbagai kendala tersebut segera kami koordinasikan ke Pemda Rote Ndao agar menjadi atensi guna meningkatkan layanan RS dan mencegah keluhan pasien berulang-ulang terhadap hal yang sama. kami akan terus memonitor progress hasil pertemuan ini. Jelas Darius.

Darius Beda Daton. Menyebutkan, Tiga hal yang sering dikeluhkan pasien dan keluarga di RS Ba,a adalah
pertama: tidak tersedianya obat tertentu di apotik RS. Hal ini telah berlangsung lama sehingga pasien JKN/KIS terpaksa membeli obat dengan biaya sendiri di apotik lain di sekitar RS.

Berdasarkan Permenkes no 28/2014, sistem pembayaran klaim RS ke BPJS adalah paket, termasuk biaya obat. Karena itu RS wajib menyiapkan obat Fornas BPJS. Jika pasien membeli sendiri obat diluar RS, uang pasien harus dikembalikan.

Kedua: RS ini tidak bekerja sama dengan apotik penyangga/jejaring di luar RS guna melayani pasien yang obatnya belum tersedia di apotik RS.

Ketiga; pemadaman listrik yang tidak diikuti dengan berfungsinya genset RS secara maksimal sehingga sangat mengganggu kenyamanan pasien.

“ Khusus obat, pasien mestinya dimudahkan untuk mengambil obat di apotik penyangga secara gratis. Untuk membuktikan tidak tersedianya obat di apotik RS, saya mampir terlebih dahulu di apotik RS dan loket pendaftaran untuk berbincang-bincang dengan para pasien dan petugas apotik guna mendengarkan apa yang mereka alami dan praktekan sebelum menemui Direktur RS. Ternyata benar, menurut pasien dan petugas RS, banyak obat yg tidak tersedia di apotik RS ” Tutur Darius.

Selain itu. Ombudsman NTT minta Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Rote Ndao Evaluasi Fasilitas Kesehatan (Faskes) yang tidak layani Masyarakat sesuai Pedoman Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sehingga tidak merugikan pasien.
Menurut Darius BPS Kesehatan merupakan badan Hukum public yang menjalankan fungsi pelayanan umum di bidang pengelenggaraan pelayanan Sosial Nasional sebagaimana tercantum dalam UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistim Jaminan Sosial Nasional.

Oleh karena itu, lanjut Darius, BPJS Kesehatan harus melakukan evaluasi apabila ada pelayanan yang tidak sesuai lagi dengan pedoman JKN.

Beberapa hal yang disoroti Ombudsman NTT harus menjadi perhatian BPJS Kesehatan Cabang Rote Ndao terkait berbagai masukan yang diberikan merupakan hasil dari pengecekan langsung ke Pasien dan keluarga pasien di rumah sakit Umum Ba,a.
Keluhan Pasien dan keluarga yang berobat di RSUD Baa, tidak tersedia obat tertentu di apotik RSUD Baa akibatnya pasien JKN/KIS terpaksa membeli di dengan biaya sendiri di apotik lain di sekitar Rumah sakit
RSUD Ba,a tidak bekerja sama dengan apotik penyangga atau jearing di luar RSUD guna melayani pasien yang obatnya belum tersedia di apotik rumah sakit

Untuk itu, Darius Beda Daton meminta BPJS Kesehatan Rote Ndao memfasilitasi RSUD Baa agar segera bekerja sama dengan apotik jejaring guna memenuhi Kebutuhan Obat para pasien.
Anggota Badan Pengawas Rumah Sakit (BPRS) NTT Angky Hanas. Saat dihubungi pertelpon Minggu 01/10/2023 kemarin. Ia mengatakan, Tugas Mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban pasien dan rumah sakit di RSUD Ba,a sudah beberapa kali mengingatkan untuk hak hak Pasien harus diutamakan dan pelayanan.

Menurut Angky Hanas. Memang terkait daya listrik yang lemah di RS Ba,a sudah sering di keluhkan oleh manajemen RSUD Ba.a dan masyarakat tetapi tidak pernah di dengar oleh Pemerintah Kabupaten Rote Ndao.

Manajemen RSUD Ba,a setiap tahun mengajukan anggaran untuk perbaikan instalasi dan penambahan daya listrik tetapi tidak pernah di akomodir oleh pemerintah daerah.
Terkait apa yang ditemukan Ombudsman RI Perwakilan NTT di RSUD Ba,a. itu, juga yang di temukan oleh tim BPRS selama ini. Baik, terkait daya listrik lemah, obat-obatan yang tidak ada di RS dan pasien harus beli dari luar.

Selain itu Kata Angky Hanas. Pasien Hemodialisa (cuci darah) harus pindah domisili ke kupang karena tidak ada fasilitas mesin Hemodialisis dan minimnya suport kebijakan dan pendanaan. Diperparah dengan belum BLUDnya RSUD Baa ini.

“ BPRS dan Ombudsman selama ini saling bekerja sama dalam mengawasi jalannya layanan publik di NTT. BPRS lebih khusus ke layanan publik rumah sakit. Sedangkan Ombudsman mengawasi layanan publik secara umum.” Ujar Angky.

Hanya di RSUD Baa ada pasien yang bersalin harus memakai senter saat tiba tiba Listrik padam. Malam itu Wadir Ibu Yulia Krones, kita hubungi. Katanya, kalau saat lampu padam teman teman RSUD Baa sudah mengupayakan genset tapi tidak bisa menyala. Tambahnya bernada ironis.

Tetap Terhubung Dengan Kami:

Pos terkait