PENA-EMAS.COM. Pembangunan 18 Sekolah Dasar melalui Paket Pekerjaan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah di Kabupaten Rote Ndao Tahun 2021 dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah NTT, Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah I NTT. Oleh PT Dua Sekawan menuntut perhatian serius Kementerian PUPR.
Betapa tidak, Paket pekerjaan yang dibiayai dengan ABPN tahun 2021 sebesar Rp. 38 Miliard lebih tidak sesuai RAB dan spesifikasi akibat pelaksana proyek menggunakan material lokal bahkan pekerjaan terkesan asal jadi.
Pelaksana PT Dua Sekawan Haji Pua Jendo saat ditemui di lokasi Proyek SD Inpres Adouen. Ia menjelaskan, untuk galian fondasi tingginya 70 Cm dan lebar 70-80 Cm Urugan dasar setebal 5 Cm menggunakan batu kali. Jelasnya.
Selanjutnya. Kata Pua Jendo, Untuk Rote Barat Laut pihaknya sedikit menalami kendala dalam kemacetan distribusi batu kali dari Rote Tengah yang dalam satu hari hanya dua reit.
Pua Jendo juga mengakui soal pasir tidak diambil dari Takari tetapi di ambil dari Lokasi Sumlili Kupang Barat namun karena terlalu kasar sehingga tidak digunakan di SD Inpers Aduoen tetapi dialihkan sekitar 2-3 reit ke SD Touiu.
“ Untuk Rote Barat Laut bekin kita sedikit tersendat pada material batu kal,i bayangkan kita droup dari Rote Tengah sampai kesini satu mobil itu sehari 2 ret. untuk pasir dari Kupang, pasir asal lokasi Sumlili Kupang Barat. Sudah didrouping keluar dari lokasi karena pasirnya kasar. Dan sudah diturunkan di SD Inpres Touiu sekitar 2-3 ret. Kita tidak pakai pasir itu karena makan waktu dan tidak lengket” Ujar Jendo
Sekitar masalah dinding tembok, Ia membenarkan kalau sesuai gambar menggunakan Bata Merah namun sesuai informasi dari tim Direksi dan PPK diganti dengan batako namun pihaknya belum melaksanakannya karena pihak konsultan meminta Jestifikasi makannya masih menunggu kesepakatan.
“ Ia benar untuk bata, digambar itu bata merah hanya baru baru itu, informasi dari tim Direksi dan PPK diganti dengan batako, tapi mau melaksanakan itu dari teman teman konsultan minta jestifikasinya atau pernyataan resmi makanya beberapa sekolah yang sudah selesai melakukan pengejoran kolom slof menunggu itu sampai benar benar ada kesepakatan secara administrasi baru bisa pakai batako” Ujarnya.
Pantauan Media ini pada 12 SD dari 18 SD yang dikerjakan sangat memprihantikan karena bukan saja menggunakan material lokal tetapi pekerjaan tidak sesuai spesifikasi hingga mendapat surat instruksi dari Konsultan Pengawas namun tidak mendapat perhatian penuh pihak PT Dua Sekawan sebagai pelaksana proyek.
Salah satu contoh yang amat menyedihkan adalah pekerjaan PT Dua Sekawan di SD Inpres Aduoen yang dibiayai sekitar Rp. 2 Miliard lebih dari Rp.38 Miliard lebih namun pembangunan fondasi menggunakan batu karang dan pasir lokal.
Selain itu, Fondasi yang dikerjakan hanya menyusun batu diatas tanah kemudian pada bagian atasnya diikat dengan campuran berbeda dengan penjelasan Pelaksana PT Dua Sekawan.
Warga masyarakat setempat merasa kesal dengan PT Dua Sekawan yang hanya ingin meraih keuntungan dalam pekerjaan tersebut tanpa berpikir kualitas pekerjaan melalui sarana prasarana yang dibangun.
Mereka juga menilai PT Dua Sekawan telah mengabaikan kepercayaan Dirjend Cipta Karya, Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah I Propinsi NTT, PPK Prasarana Strategis Satker Wilayah I, dengan pekerjaan sebesar Rp.38 miliard lebih namun pelaksanaannya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
PPK diminta tidak menutup mata dengan pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi karena PPK lah yang harus bertanggungjawab penuh terhadap hasil pekerjaan yang dilaksanakan PT Dua Sekawan.
Untuk di ketahui, Pelaksanaan proyek APBN 2021 Rp. 38,1 Miliard dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah NTT, Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah I NTT. Paket Pekerjaan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah di Kabupaten Rote Ndao oleh PT Dua Sekawan membagi proyek 18 Sekolah Dasar ini dalam tiga wilayah untuk tiga pelaksana.
Wilayah Barat, 6 Sekolah Dasar masing masing SD Aduoen, Holotula, Temas, Feama, Paal dan Touiu dengan pelaksana Haji Pua Jendo
Wilayah Tengah. 6 Sekolah Dasar masing masing SD Onatali, Lela, Olafulihaa, Panamamen, Kapadanon dan SD Ngaek dengan pelaksana Florentinus Sonbay
Wilayah Barat, 6 Sekolah Dasar masing masing SD Daiama, Eahun, Pepela, Lelilo, Folaoen dan Nitanalain dengan pelaksana Simson Polin (PE.017/02)