ROTE NDAO- pena-emas.com– Sempat terbengkalai, pembangunan Gereja Siloam Metina hampir delapan tahun tanpa alasan yang jelas dari panitia pembangunan terdahulu akhirnya kembali dibangun setelah terbentuknya panitia yang baru.
Awalnya gedung gereja dua lantai ini sudah terbentuk hingga mencapai tembok namun karena terhenti sekitar delapan tahun dibiarkan, Gedung yang bediri megah ditengah kota Baa ini mengalami kerusakan pada beberapa bagian dan harus bangun dari awal
Melihat kondisi Gedung gereja yang sudah memakan dana miliran rupiah terbengkalai dan terkesan di diamkan, Majelis Gereja dan Jemaat mengambil langkah mengerjakan dengan modal bantuan swadaya dan donator
Jhon Saek,S.Pd. Ketua Panitia Pembangunan periode 2019-2023 yang ditemui di Gereja Metina (7/12/2020) saat memulai tahap pekerjaan pemasangan Kap Gereja. Menjelaskan, kegiatan pembangunan dimulai setelah dilakukan uji Lab, Hasil uji belum ada rekomendasi tertulisnya tetapi sudah diuji lab dan hasil rekomendasi manualnya bahwa plat beton dan balok yang ada harus diganti karena sudah tidak layak.
Untuk itu, mulai dari lantai utama dan kolong mengalami pergantian seluruhnya karena fisik gedung sudah dibiarkan sekian lama sehingga terjadi pengkaratan dan sudah lapuk bahkan sebagiannya sudah roboh karena itu ada penambahan spesifikasi baru.
“Plat beton dan balok yang ada itu harus diganti semua karena sudah tidak layak,sehingga perlu ada penanmbahan spesifikasi plat beton dan balok yang baru” Ujarnya.
Ia mengatakan, Saya baru menerima SK Ketua Panitia akhir tahun 2019 yang lalu tanpa serah terima dari Panitia terdahulu jadi sesuai SK itu baru kami kerja karena ini rumah Tuhan. Pekerjaan tahap pertama baru kita mulai 8 Nopember dan rencananya berakhir Desember 2020.
Tahap pertama ini sudah berjalan sekiatr 20 hari dan pekerjaan yang dilakukan adalah pekerjaan lanjutan pada bagian kolong, Ring balok dan bangunan atap serta penambahan tembok keatas keliling jadi intinya pembenahan terhadap struktur yang mengalami kerusakan. Jelasnya.
Selanjutnya disebutkan, Empat pekerjaan utama yang diprioritaskan adalah pekerjaan Kap, lanjutan pasangan batu, kolong dan ring balok dan kolong campuran termasuk bagian depan yang tidak menggunakan pembesian di ganti dengan konstruksi pembesian.
Untuk tahap pertama dimulai dengan dana nihil tetapi setelah kami mulai bekerja atas penyertaan Tuhan melalui sumbangsih dari Jemaat dan bantuan baik uang maupun bahan material datang dari berbagai pihak donator sangat mendukung kegiatan pembangunan gereja ini berjalan.
“ Selama satu bulan kami bersama jemaat menghimpun dana secara sukarela dari jemaat dan semangat gotong royong pembangunan dilanjutkan kembali dengan harapan tahun 2023 yang akan datang gedung ini sudah dapat digunakan sebagai tempat ibadah dengan nyaman”
Sesuai dengan perencanaan sampai selesainya gedung gereja ini masih membutuhkan dana Rp 1, 2 Miliard dan Pasti Tuhan yang akan membawah banyak umat yang berbeban atas pembangunan Rumah Tuhan ini untuk turut berperan dalam pembangunannya.
Untuk saat sekarang saja, atas berkat doa Jemaat, donator berdatangan membantu dengan materi maupun material secara beruntun. Hal ini tentunya kita sangat berterima kasih dengan semua donator yang sudah memberi. Jelas. Jhon Saek.
Sementara salah satu Tokoh Gereja Jemaat Metina Aleks Panggalaha ditempat yang sama kepada Pena-emas.com. Ia menjelaskan, Pekerjaan Gedung Gereja Siloam Metina dimulai sejak tahun 2010 dan berjalan tidak secara rutin kemudian berhenti sekitar awal tahun 2013.
Pelaksanaan pekerjaan sesuai target akan berakhir 2019 yang lalu dengan perencanaan anggaran yang bersumber dari Jemaat dan donator sebesar Rp.1,1 Miliyard namun dalam perjalanan terhenti kemudian meskipun tidak ada pertanggungjawaban riil dari panitia hingga terjadi pergantian Panitia Pembangunan yang baru, jemaat hanya memperoleh informasi kalau pembangunan Gereja telah menghabiskan anggaran sebesar Rp. 1,9 M.
Soal seputar kerusakan bangunan yang terkesan dibiarkan 10 tahun tidak terselesaikan dan konstruksi gedung yang sudah rusak. Opa Aleks mengatakan, Pembangunan Gedung ini tanpa ada konsultan teknis dan akibat dibiarkan lama sehingga terjadi kerusakan termasuk tikar betonnya sebagian roboh karena selain terjadi lapuk tetapi ketebalannya hanya 7 cm yang seharusnya 12 Cm.
“Jika ini tidak diupayakan dengan spesifikasi bangun baru maka tidak bisa menanggung beban saat digunakan. Beban kursi dan jemaat saat beribadah. Sangat disayangkan sudah habis dana miliaran rupiah” Kesalnya.
Pantauan Media ini di Gereja Siloam Metina Senin (7/12/2020), saat pekerjaan pemasangan Kap. selain tukang, terlibat pula jemaat secara bergilir tiap hari dari tiap rayon untuk membantu tukang dalam upaya percepatan pembangunan.
Pekerjaan pemasangan Kap hari pertama nampak hadir pula Mantan Wakil Bupati Rote Ndao Drs Marthen L Saek dan Jonas C Lun, S.Pd. Lurah Metina Jacob A.H.Hanoch,SH. Ketua Majelis Jemaat Pdt. Melkianus S.O.Lopo, S.Th, Babinsa Kelurahan SERTU Haenun, Babhinkamtibmas Kelurahan Metina BRIPTU Alam Karunia, dan beberapa anggota Polsek dan Polres Rote Ndao.
Informasi yang berhasil dihimpun dari beberapa sumber. Pembangunan Gereja Siloam Metina. Tahap pertama di mulai sejak tahun 2010 kemudian terhenti sekitar awal tahun 2013 dengan Prosentasi pekerjaan diestimasikan menurut versi BP3J Gereja Siloam Metina 63 persen dan menghabiskan dana Rp. 1,9 Miliar sementara hasil perkiraan versi pihak Perkim di perkirakan hasil pekerjaan fisik baru mencapai 50 persen.
Selain itu. dari beberapa orang panitia diperoleh informasi, Pemberian bantuan untuk pembangunan gereja saat ini, selain datang dari jemaat Siloam Metina tetapi juga sumbangan jemaat dan donator dari luar termasuk sejumlah donator dari umat Muslim di sekitar Kota Baa. (memo)