KUPANG. pena-emas.com. Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat pada Rabu 25 November 2020 menerima audiens dari Tim Penyusun Studi Kelayakan Pabrik Industri Pakan bersama Profesor Daniel Kameo di ruang kerjanya untuk pembahasan terkait dengan rencana pembangunan Pabrik Pakan Ternak di Nusa Tenggara Timur.
Gubernur mengatakan, Proses pembuatan pakan ternak ini selain dari bahan dasar jagung, marungga, juga akan menggunakan limbah ikan yang nantinya akan diproses menjadi tepung ikan.
Menurut Gubernur, begitu persediaan bahan baku dan rantai nilainya sudah ada, maka proses pembangunan pabrik sudah bisa dilakukan tentunya didukung dengan data hasil penelitian yang cukup untuk ukuran bisnisnya.
“Begitu persediaan bahan bakunya sudah ada, rantai nilainya sudah ada, data hasil penelitiannya cukup, ukuran bisnisnya ada, berarti sudah bisa dibangun”, kata Gubernur. Ia menambahkan bahwa harus dipastikan ada suplay yang mendukung pabrik ini sehingga pabrik ini bisa jalan dengan baik.
“Pabrik ini bisa jalan kalau ada suplay yang mendukung. Pengusaha yang akan bekerja sama harus memperhatikan dengan benar sehingga ada kejelasan dan pabrik ini nantinya berjalan dengan baik. Sebaiknya menggunakan pengusaha setempat agar dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian di daerah tersebut,” ujarnya
“Kalau bisa pakai pengusaha pengusaha setempat. Kita suport dia, supaya tingkat perekonomian di daerah itu meningkat,” tegas Gubernur.
Ia juga mengatakan, jika Kita sudah bisa menyediakan Pakan Ternak Ayam dan Babi selanjutnya bisa di produksi juga untuk Pakan Ikan. Perbedaan pakan ternak ayam dan babi berbeda dengn ikan contohnya pakan ikan kerapu membutuhkan limbah ikan segar. Sebab kerapu merupakan jenis ikan yg mewah sehingga perlu didukung bahan baku untuk produksi pakan yg baik pula.
Gubernur mengatakan harus ada pembicaraan lanjut antara Pemerintah dan pengusaha serta keterlibatan pihak bank untuk rencana ini agar dilakukan secepatnya.
“Pihak perbankan harus dilibatkan untuk rencana ini sehingga rencana ini dapat diselesikan dengan baik,” harap Gubernur.
Sementara itu, Ketua Tim Konsultan Studi Kelayakan Pembangunan Industri Pakan Ternak Dr. Marten Mulik dalam laporannya mengatakan, secara garis besar pada skala prioritas 180 ton per tahun sudah cukup.
“Jika produksi dibawah itu akan tidak menjadi masalah. Untuk kebutuhan bahan baku utama terutama jagung 50 persen itu sudah bisa memenuhi kebutuhan produksi 180 ribu ton per tahun. kelayakan bahan baku jagung di tambah dengan daun Kelor, rumput laut tersedia dan yg dibutuhkan saat ini adalah tepung ikan untuk melengkapi unsur2 yg dibutuhkan untuk pakan ternak yg berkualitas baik,” ujar Marten (memo/hms)