PENA-EMAS.COM – Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Rote Ndao kembali ke daerah pemilihannya untuk melakukan penyerapan dan menampung aspirasi masyarakat yang nantinya akan dijadikan pokok pikiran anggota DPRD dan disampaikan ke pemerintah daerah.
Demikian hal ini disampaikan Wakil Ketua DPRD Paulus Henuk,SH kepada masyarakat saat melakukan Reses hari kedua di Desa Mundek Kec. Loaholu, Kab. Rote Ndao. Jumat (18/3/2022) yang dimulai sekitar pukul 11:00 wita.
Wakil Ketua DPRD Kab. Rote Ndao Paulus Henuk,SH, mengawali reses dengan memberi pemahaman kepada masyarakat soal Reses DPRD termasuk Anggaran Reses yang disiapkan oleh Negara bagi setiap Wakil Rakyat dan rincian pemanfaatannya guna penyelenggaraan reses setiap tiga bulan sekali.
Masa reses merupakan masa penting dan kewajiban yang dilakukan anggota DPRD setiap tiga bulan sekali untuk turun ke Dapil bertemu konstituen guna menjaring semua aspirasi masyarakat.
” Untuk itu, Dana reses dipakai untuk reses dan serap aspirasi bukan untuk disimpan oleh setiap Anggota DPRD. Jika kita tidak lakukan reses sebaiknya anggaran dipakai untuk kepentingan dan kebutuhan masyarakat lainnya yang akan jauh lebih baik dan bermanfaat bagi madyarakat. Untuk apa juga kita reses tapi aspirasi rakyat kita diamkan dan tidak ada hasil yang diperjuangjan bersama pemerintah ” ujarnya.
Pada saat dibukanya ruang tanya jawab untuk masyarakat menyampaikan aspirasi, sejumlah tokoh masyarakat selain menanyakan ke 9 orang Anggota DPRD lainnya hasil Pemilu 2019 dari Dapil Rote Ndao Satu, mereka juga mengakui kalau kegiatan Reses DPRD seperti ini baru pernah dan menjadi kegiatan pertama bagi Anggota DPRD yang melakukan Reses di wilayah setempat.
” sejak Indonesia mereka sampai saat ini baru pernah ada kegiatan Anggota DPRD bertemu kita yang namanya Reses, selama ini tidak pernah ada reses ” Ujar Maneleo (Tokoh Adat) Johanis Henukh yang juga mengusulkan agar DPRD dan pemerintah memperhatikan ruas jalan Mundek – Lidor yang sudah rusak.
Selanjutnya aspirasi masyarakat setempat dalam penyampaiannya disampaikan oleh sejumlah tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda diantaranya Johanis Henukh, Kornelis Ndo’i, Efraim Henukh, Hendrik Foes, Herman Henudelas, Johanis Henukh II, dan Marthinus Hilly.
Kepada Paulus Henuk, mereka keluhkan soal kerusakan Embung Mundek Mon dan Cekdam Na’udale yang mengalami kerusakan sejak lama namun belum mendapat perhatian pemerintah sehingga masyarakat petani sangat kesulitan air untuk kebutuhan airi persawahan.
Kemudian soal pupuk bagi petani setempat sampai saat ini petani sudah mau panen namun tidak mendapatkan pupuk karenanya kita terpaksa harus beli dari warga yang menjual pupuk Subsidi dengan harga sangat mahal.
” Soal pupuk kita sampai saat ini tidak ada. Kita terpaksa beli dari Otniel Mooy warga Dusun Bokeama, Desa Lentera – Kecamatan Rote Barat Daya dengan harga 300.000. Harga diatas harga eceran tertinggi ” kata Kornelis dan beberapa warga.
Selanjutnya terkait sumur bor dari P2AT yang mubasir, Efraim Henukh meminta agar pihak pemerintah menyerahkan ke Pemdes untuk dikelolah dan dapat dimanfaatkan guna menenuhi kebutuhan air
Selain itu warga juga meminta perhatian DPRD dan penerintah daerah atas pemenuhan kebutuhan air bersih dengan sumur bor karena selama ini untuk memenuhi kebutuhan air bersih semua Warga dusun Mundek hanya bergantung pada sebuah sumur apa lagi di musim kemarau sangat sulit.
Usulan dibidang kesehatan masyarakat meminta dibangun Pustu agar dapat membantu pelayanan kesehatan karena Desa Mundek jarak ke Puskemas sangat jauh.
Kemudian keluhan lainnya dari Forkes Martinus Hilly, mengusulkan soal pelayanan kesehatan publik di Puskesmas Oelaba selalu wajib meminta masyarakat menunjukkan BPJS, jika tidak maka pasien mengalami kendala dalam pelayanan.
Warga juga mengusulkan dan meminta perhatian pemerintah atas kesulitan pelayanan untuk mendapatan Listrik di dusun Kota Deak yang oleh warga sudah berulang ulang mendatangi PLN namun hanya berbagai alasan “masih di proses”
Menjawab sejumlah keluhan warga setempat Paulus Henuk selain menjelaskan seputar kemampuan keuangan daerah untuk membiayai kebutuhan masyarakat atas berbagai aspek pembangunan, Ia juga meminta agar masyarakat, Kepala Desa dan BPD perlu duduk bersama untuk memikirkan juga sejumlah kegiatan pembangunan yang menjadi skala prioritas di desa untuk membangun sehingga tidak semua dibebakan kepada APBD kita yang masih terbatas. Jelasnya.
” Semua aspirasi yang di sampaikan hari ini, kita tampung dan di bahas setelah reses dan kita usulkan kepada pemerintah kemudian kita kawal ”
Reses hari kedua Wakil DPRD Kab. Ndao Paulus Henuk,SH karena masih dalam batasan prokes sehingga peserta masih dalam jumlah terbatas, masysrakat hadir sebanyak 120 orang terdiri dari unsur tokoh masyarakat, tokoh Adat, tokoh pemuda, perempuan dan warga lainya.
Hadir pula dalam kegiatan tersebut Ketua DPD Partai Perindo Kab. Rote Ndao Arkhimes Molle,SH,MA, Wakil Ketua Joni M. Tungga, Ketua DPC Partai Perindo Kec Rote Barat Laut Kristofel Mba’u, Sejumlah staf pendamping dari Sekretariat DPRD dan insan pers.