FASPEL RATUSAN MILIAYARD, DANA APBN DI KAB. ROTE NDAO HANCUR ” DIRJEN TUTUP MATA “

Salah satu bagian pekerjaan menggunakan kayu

FASPEL RATUSAN MILYARD YANG DI DANAI APBN DI KAB. ROTE NDAO HANCUR ” DIRJEN TUTUP MATA “

Rote Ndao- Pena Emas.com
Sangat di sayangkan sejumlah proyek di Kabupaten Rote Ndao Propinsi NTT yang didanai APBN melalui Dirjen Perhubungan Laut – Kementerian Perhubungan RI mengalami kerusakan dan tidak bermanfaat akibat proyek tersebut diduga pekerjaan tidak sesuai perencanaan dan jauh dari pengawasan pihak pengguna Anggaran maupun DPR-RI.

Bacaan Lainnya

Betapa tidak, dua Faspel di pulau Ndao rusak berat, kini Faspel Batutua proyek yang menelan APBN Miliaran sejak beberapa tahun ini memprihatinkan.

Fasilitas pelabuhan yang terdiri dari terminal dan Dermaga ini di bangun sejak tahun Anggaran.2013 hingga tahun 2019 di Desa Batutua (sekarang desa Sakubatun) Kecamatan Rote Barat Daya – Rote Ndao – NTT. dalam kondisi rusak berat.

Salah satu bagian yang hancur

Proyek yang diduga dikerjakan tidak sesui spesifikasi tersebut sekarang ini telah mengalami kerusakan berat dan khusus Bangunan Darmaga berpeluang terputus nanti dihantam gelombang pada musim angin timur yang akan datang.

Sejumlah informasi yang berhasil dikumpulkan dari warga setempat. Salah satunya Anselmus Langga (Mantan Kepala desa Batutua-red) kepada Wartawan di kediamannya belum lama ini. Ia, Mengatakan, pengamatan dirinya selama pekerjaan tersebut berlangsung dari Tahun 2013 sampai 2019 di danai APBN melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut tersebut sekarang ini mengalami kerusakan berat karena diduga pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan mekanisme.

Selain itu, proyek yang baru selesai di kerjakan belum setahun sudah mengalami kerusakan pada berbagai sisi baik itu pada aset pekerjaan pembangunan sisi darat, Terminal, dan beberapa sisi laut yang dilaksanakan tidak sesuai tahapan.

Selanjutnya, Pekerjaan pembangunan akses jalan masuk pelabuhan Batutua ini seharusnya dua jalur dengan lebar masing-masing 6 meter tetapi pelaksanaannya satu jalur dengan ukuran 6 meter.

Ia juga mengungkapkan kalau, sejumlah kejanggalan tersebut. Ia, menanyakan kepada Konsultan pengawas saat itu dan diakui kesalahan dimaksud.

Selanjutnya, Kata Anselmus Langga, saat itu merasa tidak puas. Ia, menemui Penjabat Pembuat Komitmen(PPK) Leonard Ndolu, SH, guna mendapat informasi namun jawaban yang dirinya peroleh dari PPK, Leonard Ndolu membenarkan pembanguan jalan berukuran 12 meter namun selaku PPK Ia merubah karena dikuatirkan anggarannya tidak cukup.

” Beta sonde puas dan tanya pak Leo Ndolu kenapa? Jalan itu menurut konsultan pengawas koh 12 meter tapi nyatanya dilokasi kerja cuma 6 meter. Jawab Leonard Ndolu bahwa benar 12 meter namun saya selaku PPK yang rombak karena takut dana tidak cukup” ujar Anselmus mengulangi percakapannya dengan PPK.

Contoh lainnya, pembangunan terminal, dan sisi pelabuhan. baru saja dua minggu sudah ada tambal sulam karena pembangunan terminal pelabuhan telah retak-retak, atapnya juga sudah bocor sehingga plafonnya juga sudah rusak. Tambahnya.

Anselmus berharap, Faspel Batutua sebelum penyerahan ke pemerintah pusat melalui Dirjen Perhubungan Laut yang sudah menelan dana ratusan miliaran rupiah namun hasil pembangunan seperti ini dan sebagai penerima asas manfaat meminta agar Dirjen Perhubungan Laut buka mata lebar-lebar , jangan tutup mata dan segera tinjau ke lokasi guna mengetetahui fakta dilokasi daripada cuma mendapat laporan di atas kertas saja. Katanya bernada Ironis.

Sebaiknya sebelum menyerahkan hasil pembangunan, Dirjen segera tinjau lokasi apakah sudah layak sesuai dana yang di anggarkan atau belum? Jangan serah terima tapi kondisi pembangunan dalam keadaan rusak berat dan belum ada asas manfaatnya bagi masyarakat. Tambahnya.

Warga lainnya adalah Yulius Ndun. Sehariannya sebagai Sekretaris BPD Desa Sakubatun, Kecamatan Rote Barat Daya, kepada Pena Emas com mengatakan kerusakan pada aset-aset Faspel Batutua semakin parah pada berbagai sisi pembangunan. Baik, darat dan laut, kondisi Faspel ini terancam roboh dan bisa terputus sambungan sisi bagian laut.

Menurut Ndun kekuatirannya pada musim hujan mendatang dan pukulan ombak dan hempasan angin timur yang keras maka dinding penahan dermaga terkikis habis kemudian terputus sambungan Pelabuhan atau Darmaga.

Sebagai salah satu warga setempat. dirinya, menilai penyebabnya kerusakan berat pada Faspel ini sebagai akibat dari pembangunan yang mengunakan material pasir lokal yang di beli oleh kontraktor dari pengempul pasir di lokasi Sakubatun. Ungkapnya.

” Kerja ambil pasir di pesisir. Ada yang beli di warga yang kumpul pada pesisir pantai sakubatun. Seharusnya pakai pasir takari tapi mereka garuk pasir di pesisir pelabuhan untuk pengecoran itu mutu dan kualitas tidak kuat dan bertahan” ujarnya dalam dialek daerah setempat.

Pantauan langsung Crew Pena Emas.com dilokasi proyek Pembangunan Dermaga Batutua yang diduga dikerjakan tidak sesui Rencana dan terkesan asal jadi.

Pada sisi bagian dermaga kanan penahan terlihat jelas sudah hancur dan dinding sisi kiri bagian bawah roboh dan rusak berat.

Selain itu salah satu bagian Darmaga yang seyogianya tidak menggunakan kayu (Balok kayu) namun pada tempat tersebut menggunakan kayu.

Hingga berita ini dipublikasikan Penjabat Pembuat Komitmen,(PPK) Leonard Ndolu, SH. Crew media ini telah berupaya semaksimal mungkin guna mengkonfirmasi di kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan namun tidak berada di tempat. Informasi yang di peroleh dari salah satu staf kantor pelabuhan kalau sedang bertugas keluar daerah.

” Pak Leonard dan Kepala Pelabuhan Willi Brodus Taal sementara ke Kupang selanjutnya pergi ke Jakarta guna mengikuti kegiatan hingga tanggal 7 Nopember 2019″ Ujar stafnya.

Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Baa, Willi Brodus Taal, SE ketika di konfirmasi melalui telepon di Nomor: 082 112 390××× selalu mendapat jawaban panggilan di alihakan. Kapel Willi Brodus Taal pada saat di temui media selalu tidak berada dikantor dan terkesan menghindari wawancara wartawan soal pembangunan fasilitas Pelabuhan Batutua.

Penulis : Riyan
Editor : Arkhimes

Tetap Terhubung Dengan Kami:

Pos terkait