Korban Hendra F. Ballu Menangis.  Saat Beberkan Tindakan Calo Casis Seleksi Bintara Polri 2021 Aipda Amsal S Adoe Anggota Polres Rote Ndao.

Korban Hendra F. Ballu Menangis.  Saat Beberkan Tindakan Calo Casis Seleksi Bintara Polri 2021 Aipda Amsal S Adoe Anggota Polres Rote Ndao.

Haru tangis tak tertahan dilampiaskan korban Hendra F Ballu yang terjadi saat ditemui dikediamannya Rabu (26/10/2022) sekitar pukul 13:03 Wita.

PENA-EMAS.COM – Korban kedua Hendra F. Ballu (27) warga Rt 001  Rw 001 Desa Nemberala Kecamatan Rote Barat Kabupaten Rote Ndao – Nusa Tenggara Timur menangis didepan kedua orangtua dan Crew Media saat membeberkan tindakan Calo alias Makelar Calon siswa (Casis) seleksi Bintara Polri 2021 Aipda. Amsal S. Adoe Anggota Polres Rote Ndao.

Bacaan Lainnya

Haru tangis tak tertahan dilampiaskan korban Hendra F Ballu yang terjadi saat ditemui dikediamannya Rabu (26/10/2022) sekitar pukul 13:03 Wita.

Kepada Crew Media ini. Korban Hendra F. Ballu mengisahkan nasibnya menjadi korban dari tindakan Amsal S. Adoe sebagai Calo Casis,  berawal dari Amsal S Adoe menawarkan jasanya untuk membantu meloloskan  Hendra F. Ballu dari test di Kementerian Hukum dan HAM dengan imbalan jasa Rp.120 Juta.

Foto Korban Hendra F. Ballu menunjukan kais kaki, kwitansi dan barang barang yang dibelanja untuk persiapan masuk pendidikan

Hendra F. Ballu kemudian membayar  uang muka kepada  Amsal S Adoe  sebesar Rp. 60 Juta dari nilai sesuai permintaan Rp. 120 juta.  Saat pembukaan test di Kementerian Hukum dan HAM Tahun 2021 Ia lalu mengikuti test namun tidak lolos saat seleksi administrasi.

Seiring dengan waktu karena tidak Lolos ke Kementerian Hukum dan HAM, Amsal minta agar dia dipindahkan ke test Polwan. Tapi kami bilang kalau begitu kita tidak ada uang penambahan dan  Amsal  tawarkan untuk tambah Rp 65 Juta lagi dari yang sudah diterimanya Rp. 60 juta sehingga menjadi genap Rp 125 juta nanti dirinya membantu untuk lolos.

Menurut Amsal S. Adoe, Ungkap Hendra F. Ballu,  Untuk langsung lolos Polwan harus bayar Rp. 250 Juta, itu nanti hari terakhir keberangkatan baru penambahan Rp 125 Juta karena sudah terbayar Rp. 125 Juta.

“ Kasih genap saja.  tambah  65 juta  supaya genap 125 nanti saya bantu. Nanti terakhir hari keberangkatan baru penanmbahan 125 lagi jadi total 250 juta. langsung lolos dan ikut pendidikan “ Ujar Hendra mengulangi ucapan Amsal kepadanya.

Korban Hendra F. Ballu dan kedua orangtuanya saat ditemui di kediamannya di Desa Nemberala.

Selanjutnya, Hendra mengatakan, Karena Dia ( Amsal) janji langsung lolos dan ikut pendidikan jadi kita  sudah bayar  Rp. 125 juta. Jelasnya sambil menunjukan kwintasi pajar uang sebesar Rp. 125 juta untuk ikut pendidikan yang dibayar pada 18 Agustus 2021,  dari total Rp.250 juta.

Ia juga mengakui kalau dirinya datang ke rumah Amsal S. Adoe diantar oleh dua orang warga Desa Oenggaut Kecamatan Rote Barat berinisial EH dan TK yang diduga merupakan kaki tangan alias Perantara  Amsal. S. Adoe.

“Kaos Kaki meyakinkan dan memberi semangat”

Kaos kaki yang meyakinkan korban

Hendra Ballu, mengakui pula, kalau Amsal S. Adoe membagikan kepada mereka (Hendra-CS) kaos kaki untuk dipakai saat pendidikan, jadi kaos kaki ini meyakinkan dan memberi semangat bahwa kita akan lolos menjadi anggota Polri.

“ Ini kaos kaki yang dibagikan oleh Pak Amsal katanya untuk dipakai saat masuk pendidikan, dia bilang ambil kaos kakinya dirumah ada titip dianak anak. Kaos kaki warna hitam berlebel gambar tentara dan tulisan Men’s. hanya atribut  ini saja dan waktu pergi ambil pak Amsal tidak ada, dia hanya titip diadik adiknya. “ Jadi kaos kaki ini bekin kami tambah kuat dan semangat tapi akhirnya tidak ikut juga pendidikan” Ujar Hendra.

Selanjutnya Hendra menjelaskan, Waktu test usianya menuju 27 tahun (7 September 1994) dan Dia (Amsal) mengetahui umur saya sudah 27 tahun tapi perjanjian penambahan di soal umur tambah Rp.25 juta kalau sudah lolos sehingga totalnya Rp.275 juta.

Korban Hendra Ballu yang merasa dirinya tertipu dan tidak lolos seperti yang dijanjikan Amsal S. Adoe. Ia lalu menolak dan meminta mundur saat dirinya dihubungi via telpon oleh Amsal untuk meminta tambah uang Rp. 25 Juta.  Amsal kembali memarahinya dengan kata kasar. Ungkap Hendra sambil menangis disaksikan kedua orangtuanya dan Media ini.

“ Jadi waktu saat pak Amsal minta tambah Rp.25 juta saya tolak dan minta mundur,  Saya minta mundur saya bilang di mama dan papa, papa juga stress, waktu itu saya juga stress dan turun dari lantai dua. Saya bilang saya mundur saya dimarahin pak Amsal dia bilang kau pikir enak  saya bukan hanya urus satu orang, saya urus belasan orang” Ujar Hendra mengulangi  percakapannya dengan Amsal S. Adoe  liwat telpon.

Menurut Hendra. Kerugian lainnya diatas puluhan juta rupiah, selama berada di Kupang  termasuk biaya kos. Dan barang belanja lainnya atas suruhan Amsal yang disiapkan untuk memasuki pendidikan yakni pakaian Olahraga, botol air, Baju renang, celana pendek dan baju kaos putih, baju bermotif batik, pakain dalam, sabun, odol dan sikat gigi, pokoknya semua kebutuhan untuk masuk pendidikan; ini diperintahkan oleh Amsal bagi kita semua 12 orang melalui Group WA “Bekerja dan Berdoa” yang dibuat oleh Amsal S. Adoe sebagai admin

Untuk itu. lanjut Hendra, saya akan segera melaporkan tindakan Aipda Amsal S. Adoe ke pihak Polda NTT  untuk di proses hukum dalam waktu dekat ini. Tegasnya.

Seperti sebelumnya kasus ini pertama dipublish oleh PENA-EMAS.COM. Edisi 15/10/2022. Terbongkar Anggota Polres Rote Ndao jadi Mekelar  Seleksi Bintara Polri Tahun 2021 “ Aipda ASA mengakui “  dengan korban Pertama  Junus Dami, warga Desa Oebatu, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), melaporkan Aipda Amsal S.Adoe ke Polda NTT termasuk ke Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda NTT, Selasa (18/10/2022).

Korban mengakui, ditipu Aipda Amsal S. Adoe agar bisa lolos tes Bintara Polri tahun 2021 dengan  memberikan uang Rp250 juta, tapi tidak lolos.

AIPDA ASA alias Soni anggota Polres Rote Ndao, saat dikonfirmasi pada Jumat, (14/10) Sekitar Pukul 10.39 Wita, mengakui dan membenarkan kalau dirinya yang mengurus JD, termasuk 11 orang lainnya dan ia juga  mengakui  dirinya menerima uang Rp.225 juta Rupiah dari orangtua JD sementara ke 11 lainnya dengan nilai bayaran yang berfariasi. Akuinya.

Selain itu, AIPDA ASA mengakui dirinya juga menjadi korban dari atasan tanpa mau menyebut identitas atasannya. Tambahnya.

“Ya memang benar saya urus JD, mereka yang datang ke saya meminta bantuan, karena bicaranya keluarga, uang yang saya terima dari mereka 225 juta Rupiah bukan 250 juta, memang totalnya 250 juta tapi saya tambah 25 juta. Mereka semua 12 orang dengan nominal uang beda-beda, yang paling tertinggi 250 juta yang paling terendah ada yang tidak sampai seratus juta rupiah, saya omong terus terang, saya dijadikan korban, yang diatas kan kasi tahu baru kita ikut, saya tidak bisa kasih tahu yang diatas siapa orangnya nanti saya dikunyah sampai model kayak batu split,” ujar ASA alias Soni.

Kabid Propam Polda NTT Kombes Pol Dr Dominicus Savio Yempormase. mengatakan, pihaknya masih mendalami jumlah korban dan jumlah uang yang diterima Aipda ASA, termasuk informasi pemberian pakaian dinas Polri. Seperti dikutip dari Victorynews. (22/10/22) lalu.

“Kita masih dalami mengenai jumlah korban, untuk memperoleh berapa jumlah korban yang dirugikan dan besaran pungutan yang diminta dari keluarga korban. Sedangkan untuk mempermudah pemeriksaan yang bersangkutan kini sudah tempatkan di tempat khusus di Mapolda NTT,” ungkap Dominicus.

Terbongkar Anggota Polres Rote Ndao jadi Mekelar  Seleksi Bintara Polri Tahun 2021 “ Aipda ASA mengakui “

Tetap Terhubung Dengan Kami:

Pos terkait