KUPANG, pena-emas.com. Pemilhan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak Tahun 2020 pada 9 Kabupaten di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) 9 Desember 2020 yang lalu mengisahkan perubahan Demokrasi dan keputusan pilihan masyarakat yang tepat tanpa dipengaruhi oleh unsur apapun.
Tidak ada tekanan money politik maupun indikasi kekuasaan para petahana untuk menumbangkan para rivalnya dalam pesta demokrasi tetapi semata-mata murni keputusan hati masyarakat.
Demikian hal ini di sampaikan Ketua DPW Partai Perindo Propinsi NTT, Drs Jonathan Nubatonis. Saat di konfirmasi via sambungan selulernya Kamis (17/12/2020) sekitar pukul 19:00 Wita sehubungan dengan pandangannya terhadap pemilihan Kepala Daerah serentak 2020 di Propinsi NTT yang baru di liwati dengan kemenangan lebih berpihak pada para kandidat baru di 9 Kabupaten.
Fenomena kekalahan “calon Petahana” di 9 Kabupaten yang mengikuti Pilkada di Propinsi NTT menuai kekalahan. Itu harus di catat dan garis bahwahi. Bahwa pasca Pilkada serentak 2020 yang baru saja kita liwati telah terjadi kebangkitan masyarakat.
Proses jalannya pesta politik tersebut tidak ada tekanan money politik maupun indikasi kekuasaan para petahana untuk menumbangkan para rivalnya dalam pesta demokrasi tetapi semata-mata murni keputusan hati masyarakat. “ini proses perubahan pilihan rakyat yang tidak terhantui oleh money politik maupun kekuasaan” Ujarnya.
Menurut Ketua DPW Partai Perindo Propinsi NTT ini, Sejarah baru dalam perhelatan politik Pilkada mencatat, khususnya di Propinsi NTT bahwa “telah terjadi kebangkitan masyarakat” hal ini terlihat dari mulai tindakan masyarakat untuk menanggung sebagian biaya Kampanye Kandidat yang didukung untuk membawa perubahan bagi daerahnya hingga konsisten memenangkan kandidat. Jelasnya.
Selanjutnya, Kebangkitan masyarakat telah menumbangkan 9 kandidat Petahana pada 9 Kabupaten yang ikut Pilkada di NTT menunjukan masyarakat telah meletakan keinginan adanya perubahan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pada semua sektor dengan menetapkan pilihan pada kandikat yang baru dan di pandang lebih tepat dari para calon petahana yang sudah mendapat nilai tertentu pada masa kepimimpinannya selama lima tahun terdahulu.
“Menurut saya terlepas dari gagalnya tetapi dari analisis teoritisnya. Fenomena Petahana 9 Kabupaten kalah perlu di catat dan garis bahwai. Harus dicatat bahwa telah terjadi kebangkitan masyarakat untuk menilai pemimpinnya itu berhasil atau tidak, sementara dipihak lain pemimpinnya juga tidak tahu kemudian maju tapi rakyat tidak pilih, Berangkat dari mana ke mana dia (petahana-red) sendiri tidak tahu.” Ujarnya bernada Tanya.
Drs Jonathan Nubatonis. juga menyarankan kepada Bupati – Wakil Bupati terpilih, Propinsi Bali NTB dan NTT itu sama sama diperdirikan dengan UU No. 64 tahun 58 Tentang Propinsi Bali NTB dan NTT tetapi Propinsi yang dibentuk ini, untuk Propinsi Bali sudah tidak ada Kabupaten tertinggal., dan NTB masih satu yakni Kab.Lombok Utara sedangkan Propinsi NTT masih 13 Kabupaten, dan sesuai Peppres Nomor : 6 Tahun 2020, 4 Kabupaten di daratan Pulau Sumba, 4 di daratan Pulau Timor, Kemudian Daratan Flores ada Kabupaten Lembata dan Manggarai Timur kemudian Kab Alor, Rote Ndao dan Sabu Raijua.
Untuk itu kepada Kepala daerah terpilih agar lima tahun kedepan tidak menggunakan APBD sesuka hati karena ukuran daerah tertinggal itu ada indikatornya yang disebut Indeks Pembangunan manusia (Human development index) antara lain Kesehatan, Pandidikan dan Ekonomi hal ini harus diperhatikan guna mengeluarkan rakyatnya dari status tertinggal
Tingkatkan. Pendapatan Asli Daerah (PAD). Lanjut Jonathan Nubatonis, Hal ini menjadi jantung untuk ditingkatkan, apabila sumber PAD ini dibuka. Baik di laut maupun darat maka akan terjadi pembukaan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja serta perputaran ekonomi meningkat karena perputaran uang yang beredar semakin banyak di daerah. Jelasnya.
Ia juga merencanakan akan melaksanakan pertemuan dengan Bupati – Wakil Bupati yang menang dan mendapat dukungan dari Partai Perindo guna memberikan masukan.
Kandidat yang di usung dari Partai Perindo di tiga Kabupaten yakni Malaka , Sumba Barat dan Kabupaten Ngada. Dari ketiganya Malaka dan Sumba Barat menang sedang di Kab. Ngada kalah
Sementara Calon yang menang dengan mendapat dukungan Partai Perindo alias Non Kader yakni ada pada 4 Kabupaten ( Kab. Belu, Sabu Raijua, Manggarai dan Sumba Timur ) Sebutnya.(memo)
“ Setiap pahlawan ada waktunya, setiap waktu ada pahlawannya”