Pengungsi Erupsi Gunung Ile Lewotolok Mencapai 4.000 Orang

LEMBATA. Pena-emas.com. Sebanyak 4 Ribu warga yang  berhasil dievakuasi dari bawah kaki gunung Ile Lewotolok di Lembata, NTT oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata.

Dievakuasinya warga menyusul erupsinya Gunung Ile Lewotolok pada pukul 09.00 Wita, Minggu 29 November 2020.

Bacaan Lainnya

Hal ini dikatakan Bupati Kabupaten Lembata, Eliazer Yentji Sunur pada Senin (30/11/2020) di kantor Bupati lama mengatakan bahwa jumlah pengungsisebanyak 4 Ribu pengungsi.

“Untuk sementara jumlah pengungsi sekarang di atas 4 ribu,itu laporan terakhir untuk hari ini ya,kita belum up to date lagi data satu jam ke depan, kemungkinan ada perubahan”ujarnya.

Foto: Bupati Lembata. Yentji Sunur

Dirinya juga mengatakan pasca gunung ile lewotolok mengalami erupsi pada pukul 09.00 Wita, Minggu 29 November 2020 kemarin masih banyak Warga yang masih memilih tinggal di dibawa kaki gunung ile lewotolok.

“Jumlah penduduk 2 kecamatan ada 20.000 jiwa yang masuk di posko pengungsian baru 10.000 jiwa” ujarnya.

Lokasi pengungsi gunung Ile Lewotolok di eks kantor bupati Lembata.

Menurutnya ada dua kecamatan yang mengalami dampak dari erupsi gunung ile lewotolok yaitu kecamatan ile ape dan kecamatan ile ape timur dengan jumlah 26 desa.

Ada enam titik yang menjadi lokasi pengungsian, yakni tersebar di Kantor Bupati lama sebanyak 3.832 jiwa, Aula Ankara 116 jiwa, Kelurahan Lewoleba Tengah 140 jiwa, Tapolangu 287 jiwa, Desa Baopana 15 jiwa dan Kantor Badan Kepegawaian Daerah sebanyak 338 jiwa dan di kampung Parek walang 456 jiwa.

Berdasarkan pantauan media, pola pengungsian Gunung Ili Lewotolok disesuaikan seperti pola pengungsian Gunung Merapi, dengan mengutamakan protokol kesehatan untuk mencegah terjadinya penularan COVID-19.

Terkait apakah ada korban jiwa dalam bencana itu, Kanis mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada laporan soal munculnya korban jiwa dalam bencana itu. “Kita bersyukur karena dapat bantuan dari Polri dan TNI dan masyarakat yang terdampak juga kooperatif sehingga proses evakuasi tak terlalu menemui kendala,” tambah dia.

Sebelumnya diberitakan bahwa Gunung Ili Lewotolok kembali bererupsi dan mengeluarkan kolom abu setinggi kurang lebih 4.000 m di atas puncak atau diperkirakan mencapai 5.423 meter di atas permukaan laut.

Menurut laporan, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur dan barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 35 mm dan durasi kurang lebih 10 menit.

Kini pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status aktivitas vulkanik Gunung Ili Lewotolok dari Level II atau “Waspada” menjadi Level III atau “Siaga”. Peningkatan status yang ditetapkan pada 29 November 2020, pukul 13.00 WITA waktu setempat (januar)

Tetap Terhubung Dengan Kami:

Pos terkait