PENA-EMAS-COM- Kehadiran Presiden Republik Indonesia, menunjukkan Pemerintah tidak hanya bekerja dari pusat tetapi turun langsung melihat kondisi korban Bencana Alam dan Longsor yang terjadi dan menimpah Masyarakat Propinsi Aceh, Propinsi Sumatera Utara dan Sumatera Barat, Bulan November Kemarin,
Selaku Ketua Klasis Lobalain, Kabupaten Rote Ndao perlu menyatakan dukungan terhadap langkah Pemerintah Indonesia dalam penanganan bencana alam di wilayah Aceh dan Sumatera, hal ini memberi semangat dan rasa kepedulian bagi Masyarakat yang berdampak.
Kebijakan dan tindakan Pemerintah Indonesia, khususnya Presiden RI, dinilai sudah tepat dalam merespons bencana.
Kehadiran negara dalam membantu dan melindungi masyarakat yang terdampak bencana. Pemerintah dinilai sangat responsif, gerak cepat dan tidak bergantung pada bantuan asing dalam penanganan bencana alam.
Dijelaskan Ketua Klasis Lobalain, Pdt. Mariana J.B.B Sirah, S.Th, Periode 2023-2027, Saat dikonfirmasi Media di Kediamannya, Jumat (19/12/2025) Pukul 10:29 Wita, Mengatakan Bencana Alam di Propinsi Aceh, Propinsi Sumatera Utara dan Propinsi Sumatera Barat sebagai bagian yang semata-mata bukan kehendak manusia tapi semuanya itu seijin Tuhan, agar dengan kejadian ini kita berefleksi ada yang perlu kita benahi.
Menurut, Mariana Sirah, Soal penanganan hutan dan pengelolaannya itu tidak bisa main-main soal penanganannya, dan bencana alam di Propinsi Aceh dan Propinsi Sumatera ini bukan yang pertama kali terjadi di Indonesia dan akibat dari hutan yang di babat habis, apakah itu merupakan bagian dan dampak dari pembukaan hutan masyarakat atau proyek-proyek investor dan pelaku bisnis namun apapun itu Pemerintah harus serius menangani soal hutan. Tegasnya
Hal Kedua menurut Mariana Sirah, jika sudah terjadi seperti ini maka tidak harus bersikap biasa-biasa saja.
Diakui Ketua Klasis Lobalain, perlu mengapreasi kepada Pemerintah dalam hal ini Bapak Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan jajaran Menteri yang bergerak cepat untuk menagani secara serius, sekalipun belum sempurna akibat dari kondisI dan lokasi yang belum di jangkau pencarian korban yang hilang akibat tertimbun lumpur.
” Kita berterima kasih karena Pemerintah maximal dalam penanganan karena ini soal manusia dan manusia diatas segala-galanya” Ujar Mariana
“Jika anggaran itu sudah disiapkan kenapa tidak, karena parah korban bencana sangat-sangat membutuhkan sentuhan langsung pemerintah hal lain bisa ditunda penanganannya di tahun anggaran berikutnya tapi soal nyawa manusia tidak boleh ditundahkan dan sifatnya segera ditangani dan ini tanggung jawab bersama”
Ketua Klasis Lobalain mengakui pihak gereja juga tidak berdiam, di Flores, Gereja Masehi injili di Timor (GMIT-red), UPT sendiri yang berhubungan dengan bencana dan sudah melalui surat oleh Sinode GMIT untuk memberi dukungan melalui Doa, dukungan-dukungan dari Jemaat dan langsung dikirim ke Majelis Sinode.
” Kita berharap bantuan yang sedikit secara material bisa membantu Basudara yang berada di Propinsi Ace, Propinsi Sumatera Utara dan Propinsi Sumatera Barat ” ujarnya
Sebagai Ketua Klasis Lobalain, meminta segenap insan jangan melihat bencana yang terjadi di Propinsi Aceh, Propinsi Sumatera Utara dan Propinsi Sumatera Barat dari sudut pandang yang beda tapi selaku Ketua Klasis Lobalain berharap merasa bahwa ini masalah kita bersama. ” ini masalah manusia, soal agama itu urusan berbeda”. Ketika bicara manusia maka semua hati harus tergerak.
” Kita berharap orang jangan melihat secara negatif ketika gereja mengulurkan tangan untuk bencana, jika Tuhan mau tolong lewat tangan-tangan yang memberi dengan tulus kenapa ketong ( kita ) menolak”.
Mariana Sirah, S.Th. mengakui, Sangat berterima kasih atas langkah respon, langkah penanganan cepat oleh ketegangan Bapak Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto karena mereka butuh sentuhan langsung
Pemerintah fokus juga ada korban-korban bencana yang anggota keluarga belum berhasil di evakuasi oleh tim dan jika sudah meninggal berkenan untuk di makamkan secara layak dan baik sebagai manusia,
Mariana J.B.B, S.Th, berharap agar Bapak Presiden Republik Indonesia, perlu penanganan lebih serius terhadap soal hutan dan janji untuk seluruh korban bencana alam yang kehilangan tempat tinggalnya diberikan hunian yang layak oleh pemerintah, dan juga parah korban perlu lapangan pekerjaan untuk bisa menghidupkan kehidupan mereka pasca bencana 3 bulan kedepannya.
Diakhir Wawancara, kembali diminta Ketua Klasis Lobalain Kabupaten Rote Ndao, Propinsi NTT, memohon kepada Bapak Presiden Republik Indonesia, Perusahaan dan pihak-pihak yang melakukan koorporasi dan konpertasi dengan hutan berharap ditindak secara tegas dan jangan hanya Menteri beri pernyataan di Televisi sementara tindak lanjut dan penegasan tidak ada
” kalau ada sangsi serius ya harus diberi sangsi sesuai aturan dan harus di usut tuntas, jangan sekedar cabut ijinnya tapi itu melanggar Undang-undang ya diproses secara hukum dan didenda, bila Aceh dan Sumatera sudah capai ketegasan maka Papua, Kalimantan dan Sulawesi bisa ada upaya pencegahan dini dari sekarang jangan berakhir wacana”. Ucap Sirah
Selaku Ketua Klasis Lobalain, sedikit Pesan dan Kesan morilnya, bagi seluruh masyarakat di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat yang berdampak banjir kami melalui gereja terus berdoa bagi saudara-saudara yang yang masih hidup, Tuhan berikan kesehatan dan kenikmatan akan apa yang Tuhan masih berikan
” Dibalik ini ada rencana Tuhan yang lebih baik tidak hanya untuk mereka yang di Aceh, Sumatera namun untuk seluruh Masyarakat Republik Indonesia, kami juga berharap masyarakat melihat seluruh bantuan yang diberikan bagian dari ketulusan sekalipun masih ada keterbatasan bersyukurlah bahwa masih ada pemerintah yang masih setia dan siap menolong pada saat bencana menimpah mereka, kiranya seluruh masyarakat memberi Doa-doa bagi Basudara yang sementara mengalami musibah bencana alam “. Ujar Mariana Sirah bernada Doa.
Laporkan
Ikuti Kami
Subscribe



