PENA-EMAS-COM- Proyek Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Nusa Tenggara II Satker NVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air NT II, Berdasarkan Usulan Pemerintah Kabupaten Rote Ndao, Inpres 3(tiga) Berpotensi tidak dapat terselesaikan akibat proyek-proyek di ke-5 Lokasi di Kabupaten Rote Ndao di alihkan ke para kontraktor lokal
Hal tersebut diakui oleh Pengawas Lapangan PT Waskita Karya yang mengakui bernama Jap Alil asal Alor yang di Temui di Lokasi Persawahan Mbale Oen Desa Lekik Kecamatan Rote Barat Daya, Jumat(12/12/2025) Pukul 09:18 Wita.
Dibenarkan Jap Alil, dari 5 Lokasi yang berbeda di Kabupaten Rote Ndao, Propinsi NTT, semuanya baru dikerjakan akhir tahun anggaran di Bulan Desember 2025, sementara diduga sesuai kontrak, waktu pelaksanaan sudah sejak Bulan Oktober namun saja Kontraktor PT. Waskita Karya baru memulai pekerjaan fisik di Bulan Desember. Akui Jap
Ditambah Jap, Proyek Rehabilitasi dan Peningkatan Jaringan Irigasi Utama Senilai Rp.11, 6 Miliar lebih Lokasi Persawahan Maubesi di Desa Maubesi, Kecamatan Rote Tengah, Kompleks Persawahan Lanamok Barat di Desa Tungganamo, Kecamatan Pantai Baru, Persawahan Nuna di Desa Lenguselu, Kecamatan Rote Selatan, Kompleks Persawahan Tuanatuk di Desa Tuanatuk Kecamatan Lobalain dan Persawahan di Mbela Oen, Desa Lekik, Kecamatan Rote Barat Daya terlambat pelaksanaan akibat dari PT. Waskita Karya selaku pemenang tender mempercayai kontraktor lokal yang tidak bisa mengejar volume pekerjaan.
” Kerja di Rote Selatan belum jalan, di Dusun Oederas, Desa Lekik baru 40 meter dan di Dusun Mbale Oen baru Urugan batu karang di dasar permukaan tanah, makanya Waskita Karya marah”. Pungkasnya
Ditambahkan Jap Alil, Untuk lokasi persawahan Nuna Dusun Soloe Desa Lenguselu awalnya volume 1.300 Meter Panjang namun ada tambahkan 400 meter panjang jadi total keseluruhan Volume 1.700 meter panjang sementara di Desa Lekik Volume 2000 meter panjang tersebar di Dusun Oederas dan Mbale Oen namun fakta lapangan baru disentuh oleh parah pekerja.
Lebih lanjut diakui Kris Fuah, Pengawas Lapangan PT. Waskita Karya memang benar dilapangan baru mulai pelaksanaan.
Sesuai Pantauan Media, sejak Rabu Tanggal 10 Desember hingga Jumat Tanggal 12 Desember 2025, rata-rata progres pekerjaan baru mencapai 25 persen dan tersisanya 75 persen belum tersentuh parah pekerja.
Saat ditanyai Papan Informasi Proyek, dijawab Jap Alil dan Kris Fuah juga tidak mengetahui dan melihat terpasangnya papan proyek dari Waskita Karya di 5 Lokasi berbeda, dan tidak juga menemui konsultasi teknis baik Inspektor dan Surveyor dari PT yang ditunjuk.
” Ketong keliling tapi sonde liat ada papan proyek dan konsultan pengawas di 5 Lokasi Persawahan yang beda-beda”.
Terkait Material dari volume 2000 meter panjang pekerjaan primer dari sumber 1000 meter panjang sementara tersial atau sekunder 1000 meter panjang dan harusnya pekerjaan primer mengunakan material Non Lokal atau(Takari-red) namun faktanya dilokasi sudah menggunakan material lokal atau pasir laut di Rote Ndao bukan pasir Takari. Ucap Jap Alil
” Harusnya pekerjaan primer pake pasir Takari tapi ketong liat dong sudah hantam pasir lokal di sini”. Akuinya
Hingga berita ini dipublikasikan Media Pena Emas.com, PT. Waskita Karya belum berhasil dikonfirmasi Media.

Laporkan
Ikuti Kami
Subscribe



