Bupati Rote Ndao Terpilih : Dendam Politik itu Sudah Selesai. Pilkada is Not Just about Politics

Reporter: Memo 
| Editor: Redaksi
Screenshot 20241203 044000 Gallery

Bupati Rote Ndao Terpilih : Dendam Politik itu Sudah Selesai. Pilkada is Not Just about Politics

PENA-EMAS.COM– Dendam Politik itu sudah selesai, Politik itu berpikir tentang kebutuhan rakyat, perut rakyat, masa depan dan harapan rakyat di Kabupaten Rote Ndao

Bacaan Lainnya

Politik itu bukan aksi politiknya saja lalu kemudian rema rema politik misalnya dendam, marah satu dengan yang lain dan saling menghancurkan, bukan itu tujuan kita berpolitik.

Demikian hal ini ditegaskan oleh Calon Bupati Rote Ndao Terpilih Paulus Henuk,SH kepada Crew Media di Sekretariat DPD Partai Perindo Kab. Rote Ndao. Di Desa Sanggaoen Kecamatan Lobalain. Senin (2/12/2024).

Kepada Crew Media. Paulus Henukh yang meraih dukungan rakyat Kabupaten Rote Ndao sebanyak 40 474 suara dari 75 775 suara sah ini. mengatakan, Dendam Politik itu sudah selesai, Politik itu berpikir tentang kebutuhan rakyat, perut rakyat, masa depan dan harapan 152 ribu lebih rakyat di Kabupaten Rote Ndao

“Pada perhelatan politik kemarin, orang hina saya, serang saya dengan bermacam cara. Menjelekan saya,  ada video ancam bunuh saya. Saya anggap itu bumbu dalam demokrasi” Ujar Paul.

Paulus Henuk memberikan Ilustrasi Pilkada itu ibarat menu. Didalam kita membuat menu pilkada itu ada Pedis karena  cabe terlalu banyak, ada yang kebanyakan garam sehingga asin, ada yang kebanyakan pahit dan pahit sekali, ada juga manis sekali karena gulanya banyak.

Disini ada pilihan kita.  Semua ini ada baiknya, ketika kita kekuarangan gula karena kita butuh manis, ketika kita mau asin kita butuh garam. Kalau mau sehat, sekali – kali yang pahit.  Pedis itu juga penting. ini soal pilihan tetapi kita tempatkannya sebagai bumbu demokrasi.

Karenanya.   setelah demokrasi dan pilkadanya selesai maka selesailah disitu, pedas, asin dan manis. Kita makan itu bumbu bumbu sudah dapat tenaga kemudian giliran selanjutnya adalah mau apa dengan hari esok.  bagaimana dengan masa depan rakyat kedepan. Itu, tantangan kita.

Mari kita semua pendukung ita Esa setelah ditetapkan siapa pemenangnya maka sudah tidak ada lagi paket Ita Esa, Lontar dan Lentara yang ada adalah keluarga besar rakyat Rote Ndao keluarga besar Nusa Fua Funi

Sebagai tag line kita bicara paket tetapi saat kita bicara diruang  public maka kita sudah satu keluarga besar Kabupaten Rote Ndao. mampukah kita berbesar hati, mampukah kita saling memaafkan dan melepaskan rasa dendam untuk bergandengan tangan membangun Rote Ndao ?

Di Medsos. Ada oknum maki maki saya, fitnah saya, ancam bunuh dan kubur saya. itu hoax semua.  Saya sebagai korban saya maafkan, mereka maki saya dan apa yang kurang disitu tetapi saya tidak balas, saya bilang sama istri mari tumpang tangan dan doakan. Pembalasan bukan hak kita. Itu, urusan dia dengan Tuhan. Untuk apa saya pikirkan itu hoax semua. Tidak penting kita pikirkan hal hal seperti itu. “ Spending Wasting Time” membuang buang waktu. Ujar Paul.

Selanjutnya menurut  Paulus Henuk.  Kalau mau tampil diruang publik dan sebagai pejabat publik kita sudah harus siap untuk dimaki, difitnah,  hoax dan segala macam ada disitu dan harus siap. Tambahnya.

Kita harus pilah dalam dua ruang, ruang privasi dan ruang Publik. Untuk ruang privasi jangan kalian masuk  tetapi untuk ruang kepentingan publik silahkan karena kepentingan kita semua ada di situ. karena ruang kepentingan public 100% ada pada rana saya untuk menentukan langkah  jalan  atau stop

Misalnya orang menghina daerah ini, makan uang rakyat atau korupsi maka boleh cuci maki saya, kalau jadi bupati harus urus baik baik ini Rote bukan mendukung orang korupsi itu boleh cuci maki saya.
Jadi Politik dan demokrasi itu ada bumbu bumbunya telan saja bumbu itu tetapi kalau tidak bisa telan maka muntahkan saja keluar tapi jangan kemudian jadikan itu jadi soal siapa yang bekin ini bumbu, siapa bekin terlalu pahit dan asin. Siapa yang bekin dia terlalu manis dan pedis. Makan saja dulu tapi kalau tidak bisa makan di muntahkan saja tidak perlu cari tahu siapa yang kasih bumbu itu. Itu tidak penting yang lebih penting adalah kebutuhan rakyat.

Menurut Paulus Henuk. Pilkada itu bukan soal politiknya saja tetapi Pilkada itu politik tentang bagaimana kita mengurus kepenting rakyat “Pilkada is not just about politics. Politics is about how we take care of the people’s interests” Ucapnya.

Pos terkait