Pembangunan Industri Garam Nasional di Kab. Rote Ndao, Rp  2 Triliun.

IMG 20250604 WA0042

PENA-EMAS.COM. Kabupaten Rote Ndao Propinsi Nusa Tenggara Timur berpotensi menjadi pusat Industri produksi Garam Nasional yang sejajar dengan Australia sebagai salah satu penghasil garam terbesar di dunia.

Untuk pembangunan Industri Garam Nasional di Kabupaten Rote Ndao dimulai tahun 2025 secara bertahap didanai anggaran Kementerian Kalautan dan Perikanan (KKP) RI sebesar Rp. 2 Triliun.

Bacaan Lainnya

Demikian hal ini disampaikan Menteri  Kalautan dan Perikanan RI,  Sakti Wahyu Trenggono saat melihat langsung lokasi Kick Of Pembangunan  Kawasan Sentra  Industri Garam  Nasional (K-SIGN) Kabupaten Rote Ndao, Di Kecamatan Landuleko. Selasa (3/6/2025).

IMG 20250604 WA0037

Dalam sambutannya. Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, Pembangunan akan dilakukan secara bertahap. Tahap 1 (2025) seluas 1.193 Ha, Tahap 2 seluas 9.541 Ha (2026) dan tahap 3  Tahun 2027 seluas 3.135 Ha.

Pelaksanaan proyek ini untuk tahap pertama didanai Rp 750 Miliar kemudian diikuti Rp 1 triliun lebih pada tahap kedua dan ketiga pemerintah pusat memastikan proyek ini akan berjalan berkelanjutan dengan penambahan dana lagi.

“ Target  produksi garam 200 ton per Ha/ tahun. secara keseluruhan volume produksi  2,6 juta ton per tahun dengan nilai produksi Rp 2,6 triliun per tahun. Kita akan segera menuju swasembada garam.

Pembangunan (tahap 1) tahun ini  selesai sehingga awal 2026 harus sudah produksi,” ujar Sakti Wahyu Trenggono.

Menurut Menteri Sakti Wahyu Trenggono, Pada pemerintahan yang baru ini dicanangkan bahwa Indonesia harus mampu melakukan Swasembada garam dan protein di sektor Kelautan dan Perikanan.

Menteri Sakti Wahyu Trenggono juga mengatakan, Agustus 2025 ini kita sudah ada pada tahun ke – 80 Indonesia merdeka tetapi kita belum merdeka dari garam karena kita masih mengimpor garam dari tetangga sebelah sana, sebelah kanan kita  sambil menunjuk kearah Selatan Rote Ndao yakni arah Negara Australia.

PT Garam kita sudah ada sejak Indonesia di jajah Belanda 350 tahun tetapi sampai saat ini belum bisa juga memproduksi garam untuk memenuhi seluruh kebutuhan. Ungkapnya.

Dengan luas area lebih dari 10.000 hektare, K-SIGN akan produksi garam industri, hingga 200 ton per hektare/tahun dan ditargetkan mulai berproduksi pada Maret 2026.

Kalau kita tarik garis lurus sama dengan  produksi garam yang luasnya tidak kurang dari 10 000 hektar, mestinya NTT ini merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi selain Garam tetapi potensi unggulain lainnya juga termasuk Pariwisatanya yang indah. saya akan ajak Menteri Pariwasata  RI untuk juga datang ke NTT khusunya di Rote Ndao. Katanya.

IMG 20250604 WA00381

Selanjutnya kata Menteri KKP – RI. “ Saya sudah janji dengan bapak Presiden. akhir tahun 2027 seluruh import garam di stop. dan saya bersukur saya  ketemu dengan daerah Rote Ndao, yang ditemukan oleh Pak Koswara dari Dirjen pengelolaan kelautan dan Bupati Rote Ndao Pak Paulus, ini daerah yang saya membayangkan 26 600 orang yang akan bekerja di sini “

Turunan dari  Proyek strategis ini  memberikan harapan baru bagi masyarakat Rote Ndao untuk  memacu pergerakan  ekonomi baru sebab K-SIGN akan menyerap sekitar 26.600 tenaga kerja langsung dan memberi efek ganda mulai dari nelayan, pedagang, hingga pelaku usaha kecil lainnya.

“ Ada tukang ikan, ada warung, tukang parkir, dan lainnya. Mungkin sampai 50.000 orang akan menggantungkan hidup di sini ” Ujar  Trenggono.

Kita segera wujudkan janji kami Kemeterian Kelautan dan Perikaan dengan Presiden, akhir 2027 kita harus Stop import garam maka hari ini dimulai dari sini dan jika daerah ini berhasil maka akan tumbuh dan berputar satu nilai ekonomi yang tidak kecil. Pungkasnya.

Kemudian dalam pengembangan kawasan ini PT Garam ikut berfungsi untuk memproduksi garam industri, di antaranya untuk industri aneka kebutuhan pangan, industri farmasi dan industri Chlor Alkali Plant (CAP). Jelasnya.

Awalnya saja sudah luar biasa, banyak sekali tanda spiritual yang saya merasakan betul bahwa rasanya seluasan pandangan mata ini akan segera  dibangun di tahun ini  dan diharapkan akhir tahun 2026 Bapak Presiden hadir disini melihat langsung industri garam Nasional ditempat ini. Tutupnya.

Sementara Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena,  dalam sambutanya. Ia mengatakan, hadirnya K-SIGN dan pembangunan infrastruktur kelistrikan dari PT PLN akan mempercepat kemajuan  NTT menjadi provinsi yang lebih makmur dan khususnya Kabupaten Rote Ndao.

Menurut Gubernur Laka Lena. Kick Of Pembangunan  Kawasan Sentra  Industri Garam  Nasional (K-SIGN) Kabupaten Rote Ndao tidak hanya  berorietasi pada pembangunan secara fisik namun merupakan momen bersejarah karena ikut  ditandai dengan penandatanganan berbagai kerja sama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Pemkab Rote Ndao, serta pihak terkait lainnya, termasuk dalam hal pemodelan lahan garam, penyediaan listrik, dan kepastian status lahan.

“ Momen hari ini telah lengkap dan bersejarah.  Kalau terang dan garam sudah datang, kami yakin NTT akan lebih sejahtera,” ujar Laka Lena.

Paulus Henuk, SH.  Bupati Rote Ndao  selain  menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto dan  Kementerian Kelautan dan Perikanan atas perhatiannya terhadap Kabupaten Rote Ndao  sebagai lokasi  proyek strategis nasional. Ia juga berharap K-SIGN bukan sekadar proyek industri, tapi simbol kebangkitan ekonomi timur Indonesia, membuka lembaran baru bagi NTT, dan menjadikan Rote Ndao sebagai poros penting dalam peta ketahanan pangan dan industri nasional.

“Kehadiran Pak Mentri KKP RI bersama jajarannya hari ini membawa harapan baru bagi Nusa Fua Funi. Kita patut bersyukur kepada Tuhan karena telah menggerakan hati dan mengarahkan pikiran para penguasa negeri ini untuk melirik Nusa Lontar tanah leluhur kita untuk dijadikan Kawasan Sentra Industri Garam Nasional,” Ujar Paulus bernada penuh rasa haru.

Hadir dalam Kick Of Pembangunan  Kawasan Sentra  Industri Garam  Nasional (K-SIGN) Kabupaten Rote Ndao, selain Menteri KKP – RI, Gubernur NTT, Bupati Rote Ndao. Hadir Pula Anggota Komisi IV – DPR RI Usman Husin,SE, Dirjend Pengelolaan Kelautan Kementerian KKP-RI  A Koswara, Direktur  Pesisir dan Pulau pulau Kecil Dirjend Pengelolaan Kelautan Kementerian KKP  Ahmad Aris, Kepala Kantor Pertanahan Kab Rote Ndao Azis Barawasi, Direktorat Sumber Daya Kelautan Dirjend Pengelolaan Kelautan Kementerian KKP – RI Direktur Frista Yorhanita, General  Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah NTT, F Eko Sulistyono, Sekretaris Daerah Drs Jonas M. Selly,MM, Forkopimda, Asisten, Pimpinan OPD, Camat, Kepala Desa, Tokoh Agama, Adat, Maneleo ( Kepala Suku), Tokoh Masyarakat dan Insan Pers

Untuk di ketahui penanda tanganan yang dilakukan masing-masing adalah Nota Kesepakatan Dirjend Pengelolaan Kelautan Kementerian KKP dan Pemda Kab. Rote Ndao, Perjanjian Kerja sama Direktorat Sumber Daya Kelautan Dirjend Pengelolaan Kelautan Kementerian KKP dan PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah NTT dan  Kerja Sama antara Direktur  Pesisir dan Pulau pulau Kecil Dirjend Pengelolaan Kelautan Kementerian KKP dan Kantor Pertanahan Kab Rote Ndao. disaksikan langsung oleh Menteri KKP – RI, Gubernur NTT, Bupati Rot Ndao dan Anggota DPR – RI Usman Husin,SE.

( Arkhimes Molle )

Pos terkait